Jumat, 26 Desember 2008

Have a blessed day ..






Today December 25th '008 is a Wonderful Opportunity ...

2 Pay
2 Love
2 Care
2 Smile and ..
2 Thank God
..... 4 aLL the blessing we received.

"Merry X-Mas"

Senin, 22 Desember 2008

Gereja adalah ungkapan Kasih mula-mula pada hari ini tentang kehidupan di masa2 mendatang









"Wanita yang ku cintai bagaikan wanita yang
kepadanya kamu memberikan Cinta. Dia sangat
cantik,seolah olah dihiasi oleh dewa;selembut merpati
,secerdik ular,seangkuh merak,segalak serigala,
seindah angsa putih,dan semenakutkan malam yang
gulita.
Dia diciptakan dari segenggam tanah dan segelas
buih-laut.

Wanita yg hatiku mencintainya disebut "Kehidupan"
.Dia cantik,dan menggambarkan semua hati bagi
dirinya. Dia mengambil kehidupan kita dalam pion
dan mengubur hasrat kita dalam janji-janji.

Kehidupan adalah seorang wanita yang dalam airmata
para pencintanya dan meminyaki dirinya dengan
darah darah korban-korbanya. Pakaiannya adalah harihari putih
yang dibatasi dengan gelapnya malam. Dia mengambil hati manusia
untuk pencinta,tetap ia mengingkari dirinya dalam perkawinan.

Kehidupan adalah seorang wanita yg mempesona
Yang meggoda kita dengan kecantikannya-
Tetapi dia yang mengetahui tipu muslihatnya
Akan melarikan diri dari pesona-pesonanya..."

Rasul Paulus pernah berkata:"Sebab aku cemburu kepada kamu dengan cemburu ilahi. Karena aku telah mempertunangkan kamu kepada satu laki-laki untuk membawa kamu sebagai perawan suci kepada Kristus" -2 Korintus 11:2-.

Gambar diatas memang hanya sebuah gambar yang mungkin tidak terlalu mewakili secara sempurna, tentang keadaan yang sesungguhnya saat Dia menyatakan keseriusanNya dalam membangun sebuah gereja. Ketika Dia sebagai Manusia mempertanggungjawabkan segala sesuatu yang pernah Dia tanyakan kepada murid2Nya tentang siapakah Anak Manusia (bagian terkecil dari pengertian tentang Gereja) dalam pandangan Manusia, dan siapakah Anak Manusia dalam pandangan BapaNya di Surga..?

...bahwa pandangan Mayoritas Manusia tentang penyataan kasih Allah kepada manusia sebagai cikal bakal dari gereja, sudah Allah batasi hanya sebatas & sejauh suara ke-Nabian, melalui figur2 dengan nama2 besar seidentik dengan karisma seorang Elia, Yeremia, atau Yohanes Pembabtis sebagai Nabi dalam jajaran Perjanjian Lama, (yang terakhir ini "Yohanes Pembabtis" pernah disebut oleh Yesus sebagai yang terbesar dimuka bumi, dalam misi Nubuatan tentang berita pertobatan) bandingkan: Matius 16:13-18 dengan Matius 11:11 & Lukas 9:48.

... sudah tidak dapat disangkal lagi, bahwa perkara2 besar yang telah dinyatakan kepada manusia telah menyembunyikan begitu banyak perkara2 yang disebut oleh Yesus sebagai yang "Ter-KECIL" didalam (sentral) kerajaan Surga, yang sesungguhnya itulah yang layak disebut lebih besar!, mengapa?...

Ketika aku menemukan didalam Yohanes 1:1-4, hatiku begitu tertegun, ketika aku ingat betapa Yesus memperjuangkan kebenaran tentang siapakah dan apakah "gereja?" atau lebih tepatnya, Siapakah dan Apakah Anak Manusia?" sampai titik darah sehabis-habisnya darah seorang Anak Manusia!,.. ternyata ini yang kutemukan, oleh karena kemurahanNya, bahwa gereja adalah ungkapan tentang persemayaman Allah pribadi dalam Wujud yang disebut sebagai "TERANG MANUSIA"

Sebuah pertanyaan yang kemudian dijawab dengan begitu sempurnanya oleh BapaNya disurga sebagai pendengar yang sejati dan setia melalui jawaban yang keluar dari mulut salah seorang murid pilihanNya yang bernama Simon yang kemudian diubah (diselidiki) ... bahwa ternyata dia (jawaban Simon atas pertanyaan Yesus) adalah disebut sebagai "Petra" atau kemudian dipanggil sebagai Petrus. Sebuah pengakuan yang kokoh, sekokoh "batu karang" yang tidak pernah bisa dipahami oleh Petrus saat itu, karena datangnya dari Bapa di Surga.

Simak saja yang Yesus katakan kepada Petrus:"... bahwa sesungguhnya bukan manusia yang mengatakanNya kepadamu, tapi BapaKu disurga yang telah menyatakanNya kepadamu!" diatas penyataan itulah Dia membangun gerejaNya.

Ketika Dia menjadi manusia, Dia menggunakan seluruh keadaan jasmaniah kita yang sesungguhnya, ketika Dia dilahirkan dari rahim seorang perempuan perawan yang juga keturunan dari Adam dan Hawa, sebagai awal dari mengapa Alkitab menyaksikan bahwa semua Manusia telah kehilangan kemuliaan Allah dan telah berdosa. Bahwa gereja adalah sekumpulan penyataan yang datang dari Allah, dan dihadirkan dalam wujud sebuah kebenaran, tentang hal mana Allah tidak akan pernah berdusta terhadap diriNya sendiri, sekalipun Dia segambar dan semulia BapaNya di Surga, Dia tidak mempertahankan kemuliaan itu sebagai milik yang harus dipertahankan, tapi mau mengosongkan diriNya, ketika Dia menjadi Manusia, Dia benar2 merasakan Tubuh Maut (dosa) kita.

Sebuah pemandangan Hikmat yang begitu sempurna persembunyiaanNya, dibalik wajah yang begitu manusiawi, yang ketika dinyatakan kepadaku melalui keseharianku, kurasakan sebagai sebuah tamparan dan teguran yang sangat amat keras telah mempermalukanku, mengolok-olok aku yang selama ini, berawal dari masa laluku, bahwa Gereja ideal adalah sekumpulan manusia2 yang diberkati dan tangguh, kuat, penuh dengan sorak sorai dan gegap gempita perahian kemenangan sebatas lahiriah, sekalipun dengan menggunakan slogan peperangan yang disebut kebanyakan kita sebagai "The Spiritual's War" dengan seabrek umpatan2, tengkingan2 yang sesungguhnya ternyata dikemudian hari dibuktikan oleh waktu, penuh dengan keserakahan, dan keangkuhan hawa nafsu, pesta pora rohani, pelantikan dan pentahbisan semu sekalipun tidak dapat disangkal Allah turut bekerja melalui itu semua, namun sedangkal itukah tafsir sebuah kebenaran?. Kiranya Tuhan mengampuni ketidak-tahuanku tentang sosok sebuah gereja.

Raja Daud dengan penuh derai air mata dalam pandangan Imanku pernah menggoreskan sebuah pertanyaan hakiki: "Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia?

Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan TUHAN dan yang diurapi-Nya:

"Marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka dari pada kita!"

Dia, yang bersemayam di sorga, tertawa; Tuhan mengolok-olok mereka.

Maka berkatalah Ia kepada mereka dalam murka-Nya dan mengejutkan mereka dalam kehangatan amarah-Nya:

"Akulah yang telah melantik raja-Ku di Sion, gunung-Ku yang kudus!"

Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini.

..... bahwa kata dan panggilan "ANAKKU ENGKAU!" diberikan kepada Raja Daud saat itu, ternyata adalah sebuah harapan yang di Imaninya tentang harapan yang sangat jauh kedepan tentang keadaan yang akan dialami oleh gerejaNya, bukan sebatas & berhenti pada kisah2 dramatis tentang Yesus Kristus dimasa lalu, tetapi Tuhan Yesus Kristus yang hidup yang mengetuk hatiku dan hatimu hari ini, untuk sesuatu yang begitu sempurna di masa2 mendatang.

Kamis, 18 Desember 2008

IQ Challenge

Rabu, 10 Desember 2008

Perhatikan Iman mereka






Bahwa ketika Hamba2Nya sepakat untuk bersehati mengajak sesama mereka untuk berIbadah kepadaNya, sesungguhnya kebenaranlah yang patut dicermati, karena sesungguhnya hanya kebenaran yang sanggup melepaskan / memerdekakan Manusia dari kondisi keterhilangan dari keadaan hidup yang sebenarnya.

Kuakui seperti yang tertulis dalam Kitab Suci, selain Allah tidak ada seorang Manusiapun yang benar di mata Sang Khalik jika kita tidak sedang berbicara tentang Kasih Karunia, karena jika kita mengaku sebagai Umat yang beribadah kepadaNya, kita tahu benar bahwa hal itu adalah bagian dari kemurahan hatiNya, kepada siapa Dia mau bermurah hati.

Sekalipun aku telah berusaha dengan keras untuk tidak berbicara tentang kejahatan dan dosa, rasanya agak sulit bagi diriku, untuk berbicara tentang kemurahan hatiNya dengan menutup mata terhadap kejahatan dan dosa yang diperbuat oleh Manusia, karena akupun Manusia sama seperti mereka, tidak luput dari kekurangan dan kelemahan, karena justru oleh sebab kejahatan dan dosalah maka kebenaran itu menjadi begitu mulia dan berharga, begitu mulia dan berharganya sehingga aku setuju, jika kitab suci berkata bahwa kebenaran bukan kehendak atau hasil usaha manusia yang lebih menekankan kepada bentuk2 lahiriah yang acap kali muncul sebagai sumber pemicu munculnya berbagai macam tindak kejahatan, mulai dari yang tertampak sampai yang belum ditampakkan. Kebenaran adalah kehendak Dia dan dikerjakan oleh Dia yang adalah Roh.

Berbahagialah orang yang menerima kemurahanNya, karena sesungguhnya apa yang telah mereka terima dan kerjakan telah diperhitungkan sebagai Iman (Kebenaran)

Senin, 08 Desember 2008

Hanya sejauh ini upayaku ...

Aku memang bukan seorang pelukis yang baik, tapi setidaknya aku sudah berusaha sebaik mungkin untuk memahami bahwa ada begitu banyak manusia yang jauh lebih susah hidupnya sekalipun sampai detik ini belum bisa kubayangkan sesusah apa penderitaan itu. Tapi sedikit demi sedikit dalam pengharapan yang kuat, aku percaya bahwa Pencobaan itu tidak akan pernah Dia izinkan melampaui harapan yang telah diukirNya jauh didalam hatiku dalam bentuk "Janji".

Karena ternyata, sekalipun sebagai sesamaku Manusia, Dia telah mati karena semua kesalahan dan dosaku, tapi kini kutemukan bahwa semua yang Dia janjikan kepadaku bukan sekedar janji, tapi Dia Hidup didalam Janji2 itu, Dia bangkit dari tengah2 keterpurukanku karena Dia telah mendamaikan diriNya dengan aku. Perkara yang mustahil yang dapat kurasakan apabila aku tidak mau menerimaNya sebagai sebuah anugerah dan bukan usaha atau kehendakku.

"Orang yang bekerja memang layak mendapatkan upah, hal itu tidak diperhitungkan sebagai hadiah melainkan haknya. Sementara kalau ada orang yang tidak bekerja, tetapi dibenarkan maka kebenaran itu adalah sebuah anugerah dari tempat yang Maha Tinggi yg tidak dapat dinilai apalagi diraih sebatas hak seorang pekerja".

Hanya sebatas cerita kenangan masa lalu








Tidak dapat kubayangkan jika tanpa kemurahanNya maka Manusia hanya akan meninggalkan sebuah cerita lama dalam bentuk kenangan masa lalu, bahwa manusia pernah saling membutuhkan, saling memuji diantara diri mereka sendiri.

Benar apa yang telah tertulis, sekalipun aku memiliki semua bahasa manusia, sekalipun aku memiliki bahasa-bahasa malaikat yang paling kudus sekalipun, tapi jika tanpa Kasih aku sama seperti gong yang berkumandang dan canang yang bergemerincing.

Sekalipun aku memiliki Iman yang bisa memindahkan gunung sekalipun, tapi jika aku tidak memiliki kasih, aku sama sekali tidak berguna. Sudah begitu banyak kuupayakan untuk hidup berkenan kepadaNya baik ketika aku sendirian, entah mungkin juga ketika aku berada diantara beragamnya sesamaku manusia, tidak pernah kutemukan yang lebih besar daripada kasih, sekalipun aku belum mengetahui bagaimana wujud Kasih itu, tetapi apa yang telah kualami dimasa-masa lalu menyaksikan keberadaanNya, bahwa Dia benar2 ada didalam keterpurukankanku.

Aku tahu apa arti sebuah kemenangan, seperti yang aku ketahui tentang kekalahan, aku tahu apa artinya sebuah pujian, seperti yang aku ketahui tentang apa itu umpatan, cacian, dan cercaan, bahwa semua keadaan itu ternyata tidak ada bedanya bila tanpa kasih.

Keduanya hanya dipisahkan oleh waktu


Dua ketentuan berbeda wujud dan bentuk karena dipisahkan oleh waktu, yang satu debu tanah dan yang lain tangan manusia. Aku percaya jika tanpa kemurahanNya, benar apa yang telah tertulis:”Dari debu dan tanah kembali kepada debu dan tanah”

Lalu apakah dan siapakah Anak Manusia? Apabila pernah dikatakan bahwa Manusia adalah mahluk paling mulia dibanding ciptaanNya yang lain? Dimana letak nilai lebihnya?

Bukankah alam sendiri telah bersaksi, bahwa dari bumi ini Dia telah menyediakan berbagai ragam kehidupan sekalipun kehidupan itu masih dalam bentuk katakanlah berupa biji2an atau benih tanaman, bahwa sekalipun benih itu mati terkubur dalam tanah sebenarnya benih itu tidak benar2 mati, ada saatnya benih itu bertumbuh sebagai sebuah tunas, yang kemudian menjadi tumbuh-timbuhan.

Manusia Alamiah ibarat benih yang fana yang dikuburkan kedalam tanah (dikembalikan kepada debu & tanah), apabila dikuburkan bersama dengan benih kebenaran yang diterimanya ketika masih berwujud Mahluk Hidup (Manusia), maka Manusia itu bukan lagi disebut sebagai Mahluk Hidup, tapi Manusia Rohaniah, sebuah keadaan hidup yang telah dilepaskan dari kefanaan dan ketakutan akan maut yang adalah kematian.


Minggu, 07 Desember 2008

Aku berhutang kepadaNya


"Hanya oleh dusta saja hidup ini masih tertampak seperti semua yang bisa kita pikirkan tentang kehidupan itu sendiri. Bukankah kebenaran seperti sebuah buku yang dibuka lembaran demi lembaran kepada maksud dan tujuan yang sebenarnya, ketika satu persatu semua yang bisa kita pikirkan, rasakan, perkatakan dan perbuat tentang Dia, seperti dilucuti satu persatu, supaya hanya KehendakNya yang sempurna-lah yang jadi"

Bukankah hanya pada DIA saja Sang Kehidupan itu ada, sebuah keadaan hidup yang telah ditampakan kedalam hati kita dalam keadaanNya yang sepadan dengan keadaan lahiriah kita, supaya Dia menjadi jalan sampai maut dan ketakutan karena dosa itu ditiadakan dari antara kita pada akhirnya.

Aku sudah menyaksikan didalam keseharianku bahwa ketakutan, kecemasan, kelemahan dsbnya sudah menjadi kodrat dalam kehidupan manusia. Aku menimbang bahwa semua itu bukan sebuah (suatu) perbuatan yang dilakukan oleh orang per orang, melainkan sebuah keadaan atau potensi yang hanya identik dengan maut yang ada didalam semua mahluk hidup, sebuah keadaan yang justru sangat bertentangan (tidak diinginkan oleh siapapun) sekalipun semua manusia kelak akan mengalami dalam hal berhadapan dengan maut itu.

Persoalannya adalah kekuatan apa yang dapat melepaskan manusia dari keadaan tersebut, selain menerima kebenarannya seraya mengakui dihadapan Sang Pencipta kehidupan, bahwa jika kita percaya kepadaNya serta mewujudkan percaya itu kedalam bentuk mau mengakui bahwa kehendak "Kehidupan" itu jauh lebih kuat dibanding kehendak kita yang sarat dengan ketakutan oleh karena maut itu sendiri.

Yesus:"Bapa ... kalau boleh lalukan cawan (murka) ini daripadaKu, tetapi bukan kehendakKu yang jadi, kehendakMu-lah yang jadi".

Kapan pesta pora ini berakhir?







Kapan pesta pora ini berakhir? .. sebuah pertanyaan yang mungkin pernah merasuk amat dalam didalam diri seorang Nabi yang bernama Nuh, ketika menyaksikan umat manusia dizamannya lupa kepada satu hal yang paling pokok (mereka menista kebenaran & perbuatan Hambanya dalam bentuk penolakan) , bahwa terang kehidupan itu bukan berasal dari apa yang sanggup mereka pikirkan dan perbuat, hanya oleh semata-mata karena mereka belum pernah melihat asal-usul bumi tempat mereka berpijak.

Entah itu Air yang bisa menenggelamkan segala sesuatu atau entah itu Api cobaan kelak, yang bisa menghanguskan segala sesuatu, yang jelas memang mereka saat itu memang benar2 sengaja tidak mau tahu terhadap keadaan yang sudah pasti belum pernah mereka saksikan dengan mata kepala mereka sendiri, sekalipun kepada mereka telah dinyatakan dalam bentuk dihadirkannya seorang utusan Tuhan dengan proyek "Membangun sebuah Bahtera diatas Gunung!"berikut peringatan2 yang berhubungan dengan kenapa bahtera itu dibangun diatas gunung.

Persoalannya adalah apakah penolakan mereka terhadap kebenaran adalah sebuah peluang bagiku untuk menghujat kedegilan hati mereka? Aku lebih memilih untuk berkata "Tidak" karena aku sadar aku dulu juga bagian dari mereka, sekalipun perbuatan mereka dan perbuatanku dimasa lalu dipisahkan oleh waktu yang cukup panjang, aku sadar bahwa karena kebenaran itu sangat mulia dan sempurna, maka sampai kapanpun jika Tuhan tidak bermurah hati, tidak ada seorang Manusiapun yang sanggup meluputkan dirinya dari kedegilan hati dihadapan Sang Kebenaran.

Aku lebih memilih untuk lebih banyak lagi merenungkan dan mengoreksi diri lebih banyak lagi, ketika aku ingat ada sesamaku Manusia ....


"Dia lahir dikandang binatang,mati diantara penjahat.., semarakpun tidak ditemukan pada diriNya dalam pandangan kekuatan dunia"







Mereka bukan benda2 mati atau lyrik lagu sekedar dinyanyikan






Beautiful Christmas Tree ...

We Wish You a Merry Christmas – lyrics

We wish you a Merry Christmas;
We wish you a Merry Christmas;
We wish you a Merry Christmas and a Happy New Year.
Good tidings we bring to you and your kin;
Good tidings for Christmas and a Happy New Year.

Oh, bring us a figgy pudding;
Oh, bring us a figgy pudding;
Oh, bring us a figgy pudding and a cup of good cheer

We won't go until we get some;
We won't go until we get some;
We won't go until we get some, so bring some out here


We wish you a Merry Christmas;
We wish you a Merry Christmas;
We wish you a Merry Christmas and a Happy New Year.






Kamis, 04 Desember 2008

Menikmati suasana yang berbeda


Ada kalanya mereka membutuhkan sebuah suasana baru dimana mereka bisa saling berbagi dan bertukar pikiran. Sebuah suasana yang yang tidak kaku serta terlepas dari ritual2 keagamaan yang diatur oleh peraturan2 organisasi dalam sekat2 tembok tempat ibadah.

Mereka berkembang dan beranak cucu