
Dua ketentuan berbeda wujud dan bentuk karena dipisahkan oleh waktu, yang satu debu tanah dan yang lain tangan manusia. Aku percaya jika tanpa kemurahanNya, benar apa yang telah tertulis:”Dari debu dan tanah kembali kepada debu dan tanah”
Lalu apakah dan siapakah Anak Manusia? Apabila pernah dikatakan bahwa Manusia adalah mahluk paling mulia dibanding ciptaanNya yang lain? Dimana letak nilai lebihnya?
Bukankah alam sendiri telah bersaksi, bahwa dari bumi ini Dia telah menyediakan berbagai ragam kehidupan sekalipun kehidupan itu masih dalam bentuk katakanlah berupa biji2an atau benih tanaman, bahwa sekalipun benih itu mati terkubur dalam tanah sebenarnya benih itu tidak benar2 mati, ada saatnya benih itu bertumbuh sebagai sebuah tunas, yang kemudian menjadi tumbuh-timbuhan.
Manusia Alamiah ibarat benih yang fana yang dikuburkan kedalam tanah (dikembalikan kepada debu & tanah), apabila dikuburkan bersama dengan benih kebenaran yang diterimanya ketika masih berwujud Mahluk Hidup (Manusia), maka Manusia itu bukan lagi disebut sebagai Mahluk Hidup, tapi Manusia Rohaniah, sebuah keadaan hidup yang telah dilepaskan dari kefanaan dan ketakutan akan maut yang adalah kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Trima kasih sebelumnya jika para pembaca dan para peminat blog saya yang sederhana ini atas atensinya. Semua yang sudah saya tuangkan di blog ini bukanlah kebenaran dengan harga mati, melainkan sebuah ungkapan hati yang masih perlu disempurnakan lagi dengan sudut pandang yang berbeda dari para pembaca. Untuk itulah fasilitas kolom komentar ini saya gunakan supaya kita semua bisa menemukan yang benar untuk kepentingan bersama.