Mereka mempunyai harapan, karena harapan itu telah bekerja didalam diri mereka dalam bentuk, bahwa mereka rindu supaya dibedakan dari keadaan mereka yang fana, yang penuh dengan kekhawatiran serta ketergantungan kepada kebutuhan hidup yang mereka gambarkan seperti duri yang menusuk sangat menyakitkan. Supaya keadaan hidup mereka dapat bertumbuh serta berbuah-buah ditanah yang baik.

Mereka bukan patung karena mereka Anak2 Manusia

Sekalipun manusia dibuat dari dan akan kembali menjadi debu dan tanah, mereka bukan patung mati tanpa akal budi (hukum2 dari Sang Pencipta), sebuah potensi dalam bentuk "kehendak bebas" dalam memilih untuk menjadi mahluk hidup yang berpengetahuan lebih dibanding ciptaan yang lainnya.

Berjuang untuk sebuah pengakuan

Mereka sepakat untuk berjuang melalui sebuah bentuk permainan untuk mendapatkan hadiah2 dan sejumlah penghargaan dalam bentuk pengakuan.

Sebuah komunitas

Sebuah komunitas terbentuk dari keadaan yang sangat beragam, terdiri dari pribadi2 yang unik dan hidup karena bertumbuh dalam sifat dan watak yang berbeda-beda.

Kemudian ada lagi yang disebut "harapan" (Asa), sebuah keadaan hidup yang bisa saja pada akhirnya bila terwujud hasilnya sangat jauh berbeda dengan keadaan semula pertama kali harapan itu dicanangkan sebagai sebuah harapan.

..ketika aku masih kecil, aku berpikiran seperti seorang anak kecil, tapi ketika aku sudah menjadi dewasa, aku menanggalkan pikiranku sebagai anak kecil ..

Biarkan anak-anak itu datang .....

Ga selamanya kehadiran anak2 dalam ibadah menimbulkan masalah, adakalanya mereka menemukan dunianya, ketika mereka mulai menyadari bahwa, tidak sia2 mereka diajar untuk menghormati orang tua mereka masing-masing.

Agapao

Bukan usaha & kehendak Manusia.

Bukan sekedar kata yang dihafal, juga bukan sebuah kalimat bermakna tentang sebuah persahabatan yang bisa kita pikirkan sebagaimana layaknya sebuah persahabatan yang kita idamkan.

Karena Dia adalah sebuah keadaan hidup yang tidak pernah bisa dilihat dengan mata, tidak juga bisa kita dengar dengan telinga, dan tidak seorangpun manusia bisa menyimpanNya dalam hati.

Orang hanya bisa menyebutNya sempurna, karena keadaan itu datangnya bukan dari kehendak atau usaha manusia yang penuh dengan kelemahan dan kekurangan.

Tetapi diletakan jauh kedalam suara hati nurani mereka yang dikehendakiNya untuk selalu hidup didalam belas kasihanNya. DidalamNya tidak ditemukan rancangan kejahatan karena dosa tidak berkuasa atasNya.